Kamis, 17 November 2011

Seriusi Kemacetan Jalan


Devina Tambalitan

Macet Lagi macet Lagi. Kemanapun jalur yang ditempuh bila melewati ruas jalan utama di Kota Manado pasti macet. Hal ini diutarakan salah seorang anggota Generasi Muda Tridharma (Gemtridha) Ban Hin Kiong, Devina Tambalitan. Bagi dara kelahiran Manado, 2 Desember 1993 ini, kemacetan di manado yang mulai akut perlu diseriusi agar tidak terus merugikan warga masyarakat dalam hal waktu. “Kalu so terjebak macet, aduh rasa-rasa perjalanan jadi lama sekali. Akhirnya perencanaan waktu tiba ditujuan seringkali terlambat,” ungkap mahasiswi jurusan teknik informatika di Univ. Katholic De La Salle, Manado. Devi sapaan akrabnya yang dalam kesehariannya menyukai dunia cheerleader ini juga memiliki pendapatnya sendiri dalam mengatasi kemacetan. “Kemacetan ini kan terjadi karena kapasitas jalan tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang terus bertambah. Jadi perlu jalan alternative untuk menghindari penumpukan kendaraan. Namun, dengan keadaan ini juga justru menumbuhkan kedisiplinan diri kita agar dapat lebih memperhitungkan waktu bila bepergian,” papar buah hati dari Handry Tambalitan dan Lanny Liando.(nal)

Rabu, 16 November 2011

Rahasia Fengshui dalam Kehidupan Manusia


Dari Meningkatkan Karier, Membaca Peruntungan Hingga Menentukan Jodoh

Analisis fengshui (Mandarin) atau hongshui (Hokkian) merupakan salah satu peninggalan kebudayaan dari kejayaan Tiongkok kuno yang tetap hidup di jaman modern ini. Mengingat besarnya pengaruh fengshui bagi kehidupan komunitas Tionghoa. Mei Na Duo Ribao pun mencari beberapa sumber yang mendalami seni peramalan ini. Dari sinilah awal perjumpaan dengan Hendrik Mamahit (HikMat), seorang pakar fengshui di Kota Manado sekaligus tokoh seniman Tionghoa.

Dalam perbincangan dengan Mei Na Duo Ribao, ko hikmat sapaan akrabnya menjelaskan berbagai pengetahuan dasar tentang asal muasal ilmu fengshui dan hubungannya dengan kehidupan manusia di bumi ini. Secara etimologis Fengshui berasal dari dua, yaitu kata feng yang artinya angin dan sui yang artinya air. Menurut ko Hikmat, fengshui ini bukanlah hal yang berbau supranatural ataupun kepercayaan. Namun suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari unsur-unsur dan elemen yang berada di alam semesta. “Misalnya dengan melihat unsur mata angin maupun unsur bentuk dari alam dan sebagainya,” jelas ko Hikmat.

Fengshui dijelaskannya, peramalan yang bersifat pengamatan mengenai berbagai objek (unsur dan elemen) yang menjadi acuan dalam menentukan sesuatu yang ingin diketahui. Sedikit banyak dikatakannya, fengshui merupakan salah satu kebudayaan tertua di dunia dari kebudayaan Tionghoa, yang sangat kuat dipengaruhi oleh ajaran Tao dan Khonghucu. “Perkembangan pengetahuan mengenai peramalan fengshui telah berkembang pesat di Tiongkok kuno jauh sebelum dimulainya abad baru masehi,” ungkapnya. Di jaman modern saat ini, fengshui masih dipercaya, khususnya bagi kebanyakan warga Tionghoa sebagai suatu methodologi peramalan serta analisa tata letak ruang dan bangunan, menentukan tempat kuburan, menentukan jodoh, karier dan yang paling umum adalah menentukan peruntungan.

Karena hal inilah maka keberadaan ahli fengshui begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari warga Tionghoa. Namun dengan rumit dan kompleksnya akan pengetahuan fengshui, hanya individu tertentu saja yang mengerti peramalan seperti ini. “Belajar memahami fengshui membutuhkan waktu yang lama dan sangat rumit, karena banyaknya unsur dan elemen kehidupan yang harus dipelajari. Hanya beberapa yang benar-benar mengerti akan peramalan ini, “ tuturnya.

Ko Hikmat pun menambahkan, fengshui ini bagi yang meyakini dan mempercayainya dapat meningkatkan karier, kesehatan, kesuksesan maupun kebahagiaan. “Peramalan ini mampu memberi kepastian dalam kehidupan dan menentukan pencapaian yang ingin dikejar,” ungkapnya.